Gethuk Bokong, Makanan Khas yang Unik dari Bawang, Batang

Kamis, 07 Desember 2017 - 13:23 WIB
Gethuk Bokong, Makanan Khas yang Unik dari Bawang, Batang
Gethuk Bokong, Makanan Khas yang Unik dari Bawang, Batang
A A A
BATANG - Kalau untuk mendengar namanya mungkin terlalu jorok untuk jenis makanan, namun itu benar terjadi pada Gethuk Bokong. Kuliner makanan rakyat lereng gunung prahu Desa Wonosari Kecamatan Bawang memiliki keanehan namanya dan keunikan dalam proses pembuatannya.

Pasangan suami istri Sunaryo (51) dan Ponirah (41) sudah puluhan tahun membuat makanan khas tradisional, khas daerah ini. Pasutri tersebut mengikuti jejak nenek moyangnya yang mewariskan resepnya sehingga secara turun temurun membuat gethuk bokong.

Makanan dengan bahan dasar singkong tersebut cukup memakan waktu dan energi dalam proses pembuatannya. Singkong harus dikupas kulitnya dan dicuci dengan bersih lalu diparut atau duhaluskan dengan cara digiling. Setelah itu airnya dibuang dengan cara diperas sampai benar-benar kadar airnya berkurang.

Setelah itu baru singkong yang sudah halus dan kering direbus selama lima belas menit. Untuk getuk goreng yang berwarna cokelat saat direbus adonannya diberi garam secukupnya dan gula aren. Kalau yang warna putih cukup diberi garam saja.

Tidak berhenti di situ. Singkong yang sudah direbus harus ditumbuk agar tidak menggumpal dan untuk meratakan rasa manisnya serta garamnya. Setelah itu lalu dicetak menjadi gethuk bokong dengan menggunakan baskom.

Sunaryo pembuat gethuk mengatakan, sebenarnya makanan gethuk ini dinamakan gethuk gaplek, tetapi banyak orang di luar desa menamakan gethuk bokong karena bentuknya menyerupai bokong. "Banyak masyarakat yang menamakan gethuk bokong, karena mungkin bentuknya yang menyerupai bokong,” kata dia.

Gethuk dengan diameter 25 cm yang memiliki ketebalan 3 cm biasa di jual di pasar-pasar kecamatan sampai ke pasar Dieng di Kabupaten Banjaregara dengan dipatok harga Rp5.000—12.000. "Kami biasa jual ke pasar Bawang dan pasar Dieng, Kabupaten Banjarnegara, dan alhamdulillah laris manis habis terjual," kata Sunaryo

Meski begitu, dia berharap kepada pemerintah untuk mendapatkan bantuan berupa mesin dan modal usaha. Dia merasa kesulitan dalam membesarkan usahanya ketika harus berproduksi dengan jumlah banyak.

"Kami inginkan bantuan mesin dan modal usaha agar bisa membikin gethuk banyak dan kami juga butuh tungku banyak untuk memasak," kata Sunaryo mengucap harap.

Camat Bawang Yarsono mengatakan gethuk gaplek yang populer sebagai gethuk bokong itu adalah makanan khas Bawang yang dijual di pasar-pasar tapi hanya di hari-hari pasaran.

"Untuk nama sebenarnya gethuk gaplek tapi lebih populer gethuk bokong yang di jual di pasar di hari tertentu atau hari pasaran pahing dan wage,” kata Yarsono

Kepala Bagian Humas Batang Triossy Juniarto mengatakan, Pemerintah Kabupaten Batang sedang mempersiapkan tahun kunjungan wisata 2022 atau visit to Batang 2022 dengan tag line Heaven of Asia. Saat ini, mereka akan menginventarisasi makanan khas dan pariwisatanya serta ekonomi kreatif lainya untuk dikembangkan.

"Untuk kuliner makanan khas gethuk bokong kita akan inventarisasi dan melalu dinas terkait akan di berikan pembinaan agar dapat dikemas dengan baik dan dapat disajikan untuk oleh-oleh khas Bawang." katanya

Untuk makanan gethuk bokong mempunyai keunikan tersendiri dari proses pembuatannya hingga pemasarannya yang menggunakan marketing hitung-hitungan orang Jawa, sehingga rasanya manis, gurih, sangat lembut di lidah dan enak.

"Gethuk akan terasa lezat sekali bila di sajikan dengan kopi atau teh, mau waktu pagi siang maupun malam rasanya enake pol," kata Triossy.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3477 seconds (0.1#10.140)